Situasi Gaza mulai normal
Situasi di Gaza pasca konflik (BBC.co.uk)
Kehidupan warga Palestina
beranjak normal kemarin, dua hari setelah gencatan senjata mengakhiri
pertempuran antara Israel dan pejuang di Jalur Gaza.
Setelah
suasana mencekam selama delapan hari pertempuran, jalanan di Gaza
kembali ramai dengan bunyi klakson mobil dan warga beraktivitas normal.
Warga mengibarkan bendera dan merayakan gencatan senjata dengan kembang
api.
“Saya salut faksi-faksi perlawanan yang menghormati
kesepakatan sejak berlaku dan saya minta setiap orang menghormati dan
mematuhinya,” papar Perdana Menteri (PM) Hamas Ismail Haniya di Jalur
Gaza,saat ribuan bendera dikibarkan di depan gedung parlemen, dikutip
AFP.
Kantor Haniya menyatakan, Presiden Palestina Mahmud Abbas
dari gerakan Fatah, telah berbicara dengan Haniya untuk memberikan
ucapan selamat. Orang tua membawa anaknya dengan tulisan Hamas berwarna
hijau dan Fatah berwarna kuning di kedua pipinya.
Beberapa orang
melambaikan bendera Hamas dan Fatah bersama- sama,suasana persatuan yang
jarang terlihat di Gaza. “Hal yang saya senangi ialah rakyat Palestina
bersatu. Saya pikir ini hasil terbaik dan paling indah dari perang
mengerikan,” kata Yusef Jdeidah, 60, warga Gaza, dikutip AFP.
Warga
Gaza juga membuka lagi terowongan-terowongan yang digunakan untuk
menyelundupkan bahan makanan dari Mesir ke Gaza.Beberapa terowongan itu
dihancurkan Israel selama serangan udara.
Meski gencatan senjata
terwujud, Israel tetap memblokade Gaza dan perbatasan Rafah di Mesir
masih tertutup. Saat gencatan senjata memasuki hari kedua
kemarin,seorang warga Palestina tewas ditembak tentara Israel di dekat
perbatasan Gaza.
“Pria bernama Abdelhadi Qdeih Anwar, 21,tewas
di Desa Khuzaa,Jalur Gaza bagian selatan.Tujuh warga Palestina lainnya
menderita luka tembakan,”papar Juru Bicara Badan Darurat Gaza Adham Abu
Selmiya.
“Pasukan pendudukan (Israel) menembak sekelompok
petani.” Sementara, para penggali terowongan mengatakan, serangan udara
Israel menghancurkan lebih dari dua per tiga terowongan lintas
perbatasan yang digunakan untuk membawa semen, bahan bakar, dan makanan.
“Pekerjaan
kami untuk membawakan beras dan cokelat, serta jalur penyelamatan bagi
anak-anak serta keluarga di Gaza. Kami khawatir dengan nyawa kami dalam
beberapa hari terakhir, tapi sekarang kami membangun lagi,” kata Hussein
Seida, 21, salah satu penggali terowongan.
“Kami akan lakukan
apa pun untuk menolong rakyat kami, kami akan membangun terowongan ke
China jika kita memerlukannya,” ungkap Hussein Seida sambil menggenggam
palu.
Selama delapan hari agresinya, Israel menyerang lebih dari
1.500 target yang menewaskan 163 warga Palestina dan melukai 1.235
orang lainnya. Pejuang Gaza menembakkan 1.354 roket,termasuk 421 roket
dicegat sistem keamanan Kubah Besi.Serangan pejuang Palestina menewaskan
enam orang Israel,termasuk satu tentara, dan melukai 280 orang
lainnya.
“Dari sarang harimau,kami mendeklarasikan kemenangan,”
ungkap Abu Ubaida, juru bicara sayap militer Hamas, Brigade Izzudin
Al-Qassam, dikutip Reuters. Perwakilan Presiden Palestina Mahmud Abbas,
Bassam al-Salhi, mengunjungi China sebagai upaya meningkatkan status
Palestina di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
China merupakan
anggota tetap Dewan Keamanan PBB yang memiliki hak veto. Palestina
menganggap China dapat memainkan peran khusus di Timur Tengah. Bassam
al-Salhi menganggap China sebagai broker atau mediator.
“Kami
sangat tertarik dengan peran China di seluruh Timur Tengah karena Timur
Tengah memerlukan upaya lebih dari komunitas internasional. Mereka ingin
terlibat di Timur Tengah dan kami tertarik dengan mereka lebih
terlibat. Peran khusus untuk China sedang muncul,” kata Salhi yang juga
sekretaris jenderal Partai Rakyat Palestina. Sementara, Israel mulai
menarik tentaranya yang telah disiapkan di perbatasan untuk menginvasi
Jalur Gaza.
Tank tank dan buldoser bersenjata kemarin dinaikkan
ke truktruk pengangkut, dipindahkan dari kamp, tempat mereka ditempatkan
pada Januari 2009 lalu sebelum masuk ke Gaza. Para politisi Israel
kembali berkampanye karena pemilu tinggal dua bulan lagi. Banyak
politisi yang mengecam Perdana Menteri (PM) Israel Netanyahu gagal
mewujudkan janjinya menjatuhkan Hamas.
“Perlawanan tidak
diakhiri. Kita tidak seharusnya menghentikan operasi pada tahap ini.
Gencatan senjata itu kesalahan,” ungkap Shaul Mofaz, ketua sayap
kanan-tengah Partai Kadima. Surat kabar Yediot Aharonot menulis,
kesepakatan gencatan senjata yang dimediasi Kairo akan menciptakan masa
tenang di selatan, tapi hanya masalah waktu sebelum konflik memanas
lagi.