Powered By Blogger

Minggu, 18 November 2012

Prancis minta oposisi Suriah kirim dubes


Istimewa
Istimewa
Pemerintah Prancis meminta koalisi oposisi Suriah yang baru dibentuk untuk mengirimkan duta besarnya ke Paris. Meski demikian, Prancis tetap berhati-hati dalam isu pengiriman bantuan senjata untuk Suriah.

Presiden Prancis Francois Hollande bertemu pemimpin Koalisi Nasional Moazal-Khatib pada Sabtu (17/11) lalu. Setelah itu, Hollande menyatakan dia berencana mengizinkan oposisi Suriah mengirim duta besarnya. Khatib mengungkapkan oposisi bakal menunjuk seseorang sebagai duta besar Suriah untuk Prancis. Posisi dubes itu bakal diisi Monzer Makhous, seorang akademisi. Belum ada kepastian apakah dubes itu bakal ditempatkan sebelum pemerintahan transisi Suriah selesai dibentuk.

Khatib berulang kali menegaskan bahwa Koalisi Nasional berjanji membangun pemerintahan transisi dengan menempatkan sebanyak mungkin teknokrat daripada politisi. Pemerintahannya akan melibatkan semua etnis dan kelompok agama diSuriah. ”Tidak ada masalah. Koalisi masih ada. Kita akan mengumumkan beberapa kandidat untuk membentuk pemerintahan teknokrat yang bakal berkerja sama hingga rezim jatuh,”kata Khatib.

Namun, dia tampaknya hanya mendapat kemajuan kecil terkait seruannya agar Barat mempersenjatai pemberontak. Kekerasan di Suriah telah menewaskan 39.000 orang dalam 20 bulan terakhir. Hollande menganggap pemberontak Suriah membutuhkan militer yang kuat tetapi komunitas internasional harus dapat mengontrolnya. Dia menegaskan bahwa Prancis tidak dapat bertindak tanpa kesepakatan dari semua negara Uni Eropa (UE). Saat ini blok tersebut masih memberlakukan embargo pengiriman senjata.

”Perlindungan zona bebas hanya dapat dilakukan dalam kerangka kerja komunitas internasional. Saat pemerintah alternatif telah terbentuk, mereka memiliki legitimasi untuk menyerukan pelindungan dan dukungan,”kata Hollande

Tidak ada komentar:

Posting Komentar