Powered By Blogger

Senin, 26 November 2012

Situasi Gaza mulai normal

Situasi di Gaza pasca konflik (BBC.co.uk)
Situasi di Gaza pasca konflik (BBC.co.uk)
Kehidupan warga Palestina beranjak normal kemarin, dua hari setelah gencatan senjata mengakhiri pertempuran antara Israel dan pejuang di Jalur Gaza.

Setelah suasana mencekam selama delapan hari pertempuran, jalanan di Gaza kembali ramai dengan bunyi klakson mobil dan warga beraktivitas normal. Warga mengibarkan bendera dan merayakan gencatan senjata dengan kembang api.

“Saya salut faksi-faksi perlawanan yang menghormati kesepakatan sejak berlaku dan saya minta setiap orang menghormati dan mematuhinya,” papar Perdana Menteri (PM) Hamas Ismail Haniya di Jalur Gaza,saat ribuan bendera dikibarkan di depan gedung parlemen, dikutip AFP.

Kantor Haniya menyatakan, Presiden Palestina Mahmud Abbas dari gerakan Fatah, telah berbicara dengan Haniya untuk memberikan ucapan selamat. Orang tua membawa anaknya dengan tulisan Hamas berwarna hijau dan Fatah berwarna kuning di kedua pipinya.

Beberapa orang melambaikan bendera Hamas dan Fatah bersama- sama,suasana persatuan yang jarang terlihat di Gaza. “Hal yang saya senangi ialah rakyat Palestina bersatu. Saya pikir ini hasil terbaik dan paling indah dari perang mengerikan,” kata Yusef Jdeidah, 60, warga Gaza, dikutip AFP.

Warga Gaza juga membuka lagi terowongan-terowongan yang digunakan untuk menyelundupkan bahan makanan dari Mesir ke Gaza.Beberapa terowongan itu dihancurkan Israel selama serangan udara.

Meski gencatan senjata terwujud, Israel tetap memblokade Gaza dan perbatasan Rafah di Mesir masih tertutup. Saat gencatan senjata memasuki hari kedua kemarin,seorang warga Palestina tewas ditembak tentara Israel di dekat perbatasan Gaza.

“Pria bernama Abdelhadi Qdeih Anwar, 21,tewas di Desa Khuzaa,Jalur Gaza bagian selatan.Tujuh warga Palestina lainnya menderita luka tembakan,”papar Juru Bicara Badan Darurat Gaza Adham Abu Selmiya.

“Pasukan pendudukan (Israel) menembak sekelompok petani.” Sementara, para penggali terowongan mengatakan, serangan udara Israel menghancurkan lebih dari dua per tiga terowongan lintas perbatasan yang digunakan untuk membawa semen, bahan bakar, dan makanan.

“Pekerjaan kami untuk membawakan beras dan cokelat, serta jalur penyelamatan bagi anak-anak serta keluarga di Gaza. Kami khawatir dengan nyawa kami dalam beberapa hari terakhir, tapi sekarang kami membangun lagi,” kata Hussein Seida, 21, salah satu penggali terowongan.

“Kami akan lakukan apa pun untuk menolong rakyat kami, kami akan membangun terowongan ke China jika kita memerlukannya,” ungkap Hussein Seida sambil menggenggam palu.

Selama delapan hari agresinya, Israel menyerang lebih dari 1.500 target yang menewaskan 163 warga Palestina dan melukai 1.235 orang lainnya. Pejuang Gaza menembakkan 1.354 roket,termasuk 421 roket dicegat sistem keamanan Kubah Besi.Serangan pejuang Palestina menewaskan enam orang Israel,termasuk satu tentara, dan melukai 280 orang lainnya.

“Dari sarang harimau,kami mendeklarasikan kemenangan,” ungkap Abu Ubaida, juru bicara sayap militer Hamas, Brigade Izzudin Al-Qassam, dikutip Reuters. Perwakilan Presiden Palestina Mahmud Abbas, Bassam al-Salhi, mengunjungi China sebagai upaya meningkatkan status Palestina di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

China merupakan anggota tetap Dewan Keamanan PBB yang memiliki hak veto. Palestina menganggap China dapat memainkan peran khusus di Timur Tengah. Bassam al-Salhi menganggap China sebagai broker atau mediator.

“Kami sangat tertarik dengan peran China di seluruh Timur Tengah karena Timur Tengah memerlukan upaya lebih dari komunitas internasional. Mereka ingin terlibat di Timur Tengah dan kami tertarik dengan mereka lebih terlibat. Peran khusus untuk China sedang muncul,” kata Salhi yang juga sekretaris jenderal Partai Rakyat Palestina. Sementara, Israel mulai menarik tentaranya yang telah disiapkan di perbatasan untuk menginvasi Jalur Gaza.

Tank tank dan buldoser bersenjata kemarin dinaikkan ke truktruk pengangkut, dipindahkan dari kamp, tempat mereka ditempatkan pada Januari 2009 lalu sebelum masuk ke Gaza. Para politisi Israel kembali berkampanye karena pemilu tinggal dua bulan lagi. Banyak politisi yang mengecam Perdana Menteri (PM) Israel Netanyahu gagal mewujudkan janjinya menjatuhkan Hamas.

“Perlawanan tidak diakhiri. Kita tidak seharusnya menghentikan operasi pada tahap ini. Gencatan senjata itu kesalahan,” ungkap Shaul Mofaz, ketua sayap kanan-tengah Partai Kadima. Surat kabar Yediot Aharonot menulis, kesepakatan gencatan senjata yang dimediasi Kairo akan menciptakan masa tenang di selatan, tapi hanya masalah waktu sebelum konflik memanas lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar