Powered By Blogger

Rabu, 21 November 2012

Pemerintah Kongo tolak negosiasi dengan pemberontak M23

Esnoe Faqih Wardhana 
Pemberontak M23 (trust.org)
Pemberontak M23 (trust.org)
  Pemerintah Republik Demokratik Kongo menolak melakukan pembicaraan damai dengan kaum pemberontak yang menamakan diri M23 dan beroperasi di Timur negara itu, Senin (19/11/2012). Penolakan ini diprediksi akan meningkatkan eskalasi pertempuran yang telah berlangsung selama empat tahun terakhir ini.

"M23 didefinisikan oleh pemerintah sebagai sebuah fiksi yang diciptakan oleh Rwanda untuk menyembunyikan kegiatan kriminal mereka terhadap Republik Demokratik Kongo," kata Juru Bicara Pemerintah Kongo, Lambert Mende. "Ini adalah ultimatum dari kelompok fiktif yang tidak memiliki nilai nyata bagi kami," lanjutnya.

Kongo memang menuduh negara tetangga mereka, Rwanda telah memobilisasi kaum pemberontak untuk menyerang kota Goma. Kaum pemberontak M23 menghentikan laju mereka sekitar 5 km dari Kota Goma dan memberi waktu 24 jam pada Pemerintah Kongo untuk memulai pembicaraan. Jika Pemerintah Kongo menolak, M23 mengaku akan langsung menyerang Goma.

PBB mendukung anggapan bahwa pemerintah Rwanda, yang telah berulang kali melakukan intervensi di Kongo selama 18 tahun terakhir, berada di belakang pemberontakan M23. Rwanda sendiri menyangkal keterlibatan mereka.

Kongo adalah negara yang kaya akan sumber mineral, termasuk berlian, emas, tembaga, dan coltan (bahan baku ponsel). Pemerintah Kongo menuduh Rwanda ingin mengendalikan sumber daya mineral ini dengan mendukung pergerakan kaum pemberontak.

Negara ini didera oleh perang antara tahun 1994 dan 2003 yang menewaskan sekitar lima juta orang. Hingga kini, wilayah di sebelah Timur Kongo masih kerap dilanda kekerasan yang dilakukan kelompok pemberontak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar