Powered By Blogger

Sabtu, 01 Desember 2012

ASEAN khawatirkan kebijakan China di Laut China Selatan

Esnoe Faqih Wardhana
Laut China Selatan
Laut China Selatan
ASEAN mengaku khawatir dengan rencana China untuk menjegat kapal-kapal yang dianggap masuk secara legal ke perairan yang diklaim China sebagai wilayahnya di Laut China Selatan. ASEAN menganggap hal ini bisa memicu bentrokan.

Seperti dikutip dari China Daily, aturan baru ini akan diterapkan China pada 1 Januari mendatang. Aturan ini memungkinkan polisi di Provinsi Hianan, di Selatan China untuk naik dan menguasai kapal asing yang dianggap "secara ilegal memasuki" perairan Cina.

Surin Pitsuwan, Sekjen ASEAN, menyebut rencana China ini sebagai hal yang sangat serius. "Ini tentu telah menaikan tingkat kepedulian dan tingkat kecemasan besar di antara semua pihak. Terutama pihak-pihak yang akan memerlukan akses dan kebebasan untuk melintas di Laut China Selatan,” kata Surin pada kantor berita Reuters, Jumat (30/11/2012).

Menurutnya, rencana itu akan memicu insiden besar, yang akan mempengaruhi kepercayaan di Asia Timur. Beberapa negara memang telah mengkalim secara tumpang tindih wilayah perairan Laut China Selatan, yang diyakini kaya akan minyak dan gas.

Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Hong Lei menolak untuk menguraikan  aturan baru itu. "Semua negara memiliki kebebasan navigasi di Laut China Selatan yang sesuai dengan hukum internasional. Saat ini tidak ada masalah dalam hal ini," kata Lei.

Ia menambahkan, Beijing ingin menyelesaikan sengketa dengan negara-negara tetangga melalui perundingan. China juga telah mengatakan sebelumnya, bahwa mereka akan menghormati kebebasan navigasi di Laut China Selatan dan tidak berniat mencoba untuk membatasi akses.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar